Hallo, saya mazuqon, kebetulan saya saat ini
sedang mempelajari beberapa materi yang berhubungan dengan masalah keuangan,
baik itu keuangan pribadi, keuangan keluarga maupu keuangan perusahaan. Dan
kali ini saya hanya ingin berbagai seputar keuangan, terutama keuangan yang
berhubungan dengan saham dan investasi.
Kawan, mungkin tak sedikit dari kita yang masih
merasa takut dengan berinvestasi, mereka cenderung untuk memilih menabung
sendiri daripada berinvestasi. Padahal, dijaman sekarang ini, banyak pakar
keuangan berpendapat bahwa menabung secara konvensional atau menabung dengan
cara biasa sebenarnya sudah tidak bisa mengimbangi inflasi, maka investasi pun
sudah menjadi suatu kebutuhan untuk bisa mengatasi inflasi itu.
Kebanyakan orang uga beranggapan bahwa saham itu
haram, alasannya adalah karena saham adalah bentuk lain dari riba, sehingga
pergerakan harga saham akan terasa menjadi sebuah taruhan untung-rugi yang
menakutkan.
Seorang Analis keuangan yang bernama Novie Hesti
membantah dengan jelas atas pandangan diatas. Jika kita mau melihat laporan
annualized return 10 tahun dalam rentang waktu antara 1998-2007, ternyata
inflasi per tahun bisa terjadi sekitar 13,83%, bunga deposito per tahun pun
bisa mencapai 10,88%, dan apresiasi Indeks Harga Saham Gabungan sebesar 21,19%
per tahun. JIka anda mengerti dengan laporan itu, dan anda cerdas dalam
memanfaatkan peluang, maka saya sarankan anda untuk berinvestasi emas
berdasarkan peluang yang ada itu.
Selain itu, ada seorang ahli desain grafis,
bernama Luciana, dia sudah melakukan investasi saham hampir selama tiga tahun
terakhir ini. Menurut dia, berinvestasi saham pada tiga tahun pertama memang
terasa tidak stabil sebab baginya itu merupakan
fase belajar dan memahami investasi saham yang sebenarnya, sering pula
terjadi trial-and-error, dan alhamdulillah untuk saat ini penghasilannya bisa
stabil.
Jika saham disebut sebagai barang haram dan riba,
itu sih tergantung mindset kita sbenarnya. Jika anda punya mindset sebagai
pebisnis ulung dan wirausahawan sejati mungkin anda akan berfikir bahwa saham
itu hasilnya itu seperti bisnis juga, dimana anda sebagai investor yang juga
berlaku sebagai pemegang/pemilik perusahaan. Beda halnya jika anda punya
mindset trader, dimana anda selalu tertekan untuk selalu bisa dan mampu
menghasilkan uang dan keuntungan setiap harinya, maka secara otomatis saham pun
akan anda rasakan sebagai suatu taruhan dan bahkan tingkat stressnya lebih
tinggi.
Baiklah, sebagai bentuk penjelasan dari saya,
bahwa yang namanya investasi saham itu adalah sama halnya seperti anda
meminjamkan sebagian uang kepada seseorang untuk bisa digunakan sebagai modal
usaha dalam kurun waktu yang panjang. Nah sebagai bentuk rasa terima kasih dari
orang yang anda pinjamkan modalnya itu, anda akan mendapat sebagian kepemilikan
perusahaan, anda pun berhak mendapat dividen jika perusahaan bekerja dengan
baik, ada juga keuntungan modal, dan jika nantinya saham dijual dengan harga
yang lebih tinggi dari pada waktu dibeli.
Kenapa bisa dikatakan sebagai taruhan untung-rugi?
iya karena resiko investasi ini bisa saja anda alami ketika anda tidak menerima
dividen dari perusahaan yang disebabkan kinerjanya menurun, modal akan
mengalami kerugian jika anda menjual saham yang anda miliki itu dengan harga
yang lebih rendah dari harga yang anda beli sebelumnya. Selain itu resiko lainnya
adalah anda akan kehilangan bilai investasi jika perusahaan itu sudah tidak
tercatat dalam bursa efek atau karena perusahaan mengalamai bangkrut.
Tapi anda jangan khawatir, semua resiko itu bisa
kita atur, dalam arti kita bisa meminimalkan resiko itu. Contohnya saja adalah
dengan melakukan investasi reksa dana, bagi pemula mungkin investasi ini sangat
cocok anda gunakan sebagai bahan untuk mempelajari bagaimana dinamika dan
perubahan kerja pasar saham. Dimana legalitasnya akan selalu diatur dan diawasi
pemerintah. Dan investasi reksadana juga terbilang mudah sebab sistemnya sama
dengan menabung di bank.
Agar lebih aman, ada pilihan lainnya yaitu dengan
berinvestasi pada saham perusahaan yang sudah terdaftar di JII (Jakarta Islamic
Index). Sebab katanya disini lebih bisa mengikuti kode etik bisnis syariah,
katanya. Tapi saya belum mempelajarinya. Terima kasih.
0 komentar:
Post a Comment
Aturan :
✔ Gunain bahasa yang jelas ya bro
✔ Usahain komentarnya relevan ama artikel yang di posting
Makasih.