Capital
budgeting adalah
menilai rencana investasi yang akan kembali dalam jangka
panjang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau
sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh
sejumlah keuntungan dimasa datang.
Aspek Penting dalam Capital budgeting
- Gunakan Selalu Cash Flow
Dalam
melakukan capital budgeting, yang selalu digunakan adalah cash
flow, bukannya accounting profit.Cash flow dan laba akuntansi mempunyai
karakteristik yang sangat berbeda. Laba akuntansi baru dapat direalisasikan
ketika diterima di kemudian hari, sementara arus kas benar-benar merupakan kas
yang sudah diterima di tangan kita dan siap untuk diinvestasikan
kembali.
Misalnya,
jika kita mempunyai tanah, perlengkapan dan aset tetap lainnya, tentunya
terdepresiasi selama beberapa tahun umur ekonomisnya. Dalam perhitungan laba
akuntansi, depresiasi dimasukkan dalam komponen beban yang mengurangi laba
akuntansi, padahal depresiasi tidak mengurangi arus kas. Sehingga, cash flow
menjadi lebih relevan dalam melakukan capital budgeting.
- Think Incrementally
Berusaha
untuk selalu think incrementally, yakni bagaimana tambahan yang dihasilkan oleh
suatu proyek terhadap kondisi yang ada sekarang? Apakah dengan mengambil proyek
yang satu ini akan menghasilkan tambahan yang menguntungkan, ataukah justru
lebih menguntungkan jika tidak melakukan apapun?
Misalnya,
ketika perusahaan ingin memperbarui peralatan produksi yang sudah dimilikinya
selama beberapa tahun dengan yang baru, dan menjual yang lama. Tentunya harus
diperhitungkan incremental cash flow setelah pajak yang dihasilkan dari
peralatan produksi yang baru tersebut. Mungkin saja ternyata incremental cash
flow yang dihasilkan justru negative karena biaya perawatan peralatan baru
lebih mahal, misalnya sementara penghematan tidak terlalu signifikan.
- Perhitungkan Opportunity Cost
Opportunity
cost adalah nilai ekonomis yang hilang ketika seseorang memilih suatu
alternative dibandingkan dengan alternative lainnya. Opportunity cost merupakan
komponen yang seringkali dilupakan maupun salah dihitung dalam evaluasi capital
budgeting. Hal ini seringkali disebabkan karena orang seringkali tidak
menyadari adanya peluang lain yang dapat dihasilkannya.
Contoh,
misalnya kita mempunyai sebidang tanah pribadi yang kita beli dengan harga Rp 1
miliar, dan ingin digunakan untuk suatu proyek.Harga pasar tanah ini sekarang
sekitar 2 miliar. Kesalahan yang seringkali terjadi adalah sama sekali tidak
menghitung penggunaan tanah pribadi sebagai opportunity cost atau hanya
menghitung Rp1 miliar saja sebagai opportunity cost, padahal potensi
penjualannya mencapai Rp2 miliar, yang seharusnya jadi opportunity cost.
- Sunk Cost Tidak Masuk Perhitungan
Sunk
cost adalah biaya yang sudah terjadi di masa lalu dan tidak akan muncul lagi
dari suatu proyek atau investasi baru. Oleh karena itu,
menjadi tidak relevan untuk memperhitungkan sunk cost dalam suatu analisa capital
budgeting, karena biayanya sudah terjadi sementara keputusan investasi yang
diambil baru akan terjadi di masa depan.
Misalnya,
ketika suatu perusahaan melakukan riset pasar terhadap produknya, maka itu
adalah sunk cost. Sehingga, ketika melakukan evaluasi capital budgeting sebelum
produksi dijalankan, sunk cost tersebut tidak diikutsertakan, karena memang
sudah terjadi dan tidak akan terjadi lagi di masa depan.
- Konsekuensi proyek
Dalam
melakukan analisa capital budgeting, Anda harus punya pandangan
jauh ke depan. Arahkan fokus Anda juga kepada implikasi-implikasi yang
dihasilkan dari keputusan proyek yang Anda ambil. Apakah ada risiko atau
kemungkinan buruk yang memunculkan biaya tidak terduga? Jika ada biaya-biaya
yang tersembunyi, perhitungkan juga dalam analisa.
Misalnya,
proyek dari pengembangan produk baru, tentunya berpotensi untuk memakan pangsa
pasar dari produk yang lama. Sehingga ini juga penting untuk dipertimbangkan.
Langkah-langkah Capital budgeting:
- Biaya proyek harus ditentukan
- Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek,
termasuk nilai akhir aktiva.
- Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi
probabilitas aliran kas)
- Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya
modal (cost of capital) yg tepat untuk mendiskon aliran kas proyek
- Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan
digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva.
- Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan
dengan biayanya.
Lihatlah Cara menghitung NPV, PI, PP, dan IRR dalam kas tetap (ANUITAS)
Menghitung NPV dan IRR Aliran kas campuran dengan menggunakan program excel
Silahkan download
bahan-bahan materinya di sini :
0 komentar:
Post a Comment
Aturan :
✔ Gunain bahasa yang jelas ya bro
✔ Usahain komentarnya relevan ama artikel yang di posting
Makasih.